Karena setiap perempuan memunyai dongeng rekaan milik mereka sendiri. Terutama dongen tentang cinta.
Demi melihat alasan kenapa sesosok Fedi Nuril mampu mematahhatikan perempuan se-Indonesia yang katanya Raya, maka saya menonton film Surga yang Tak Dirindukan. Pemerannya selain abang Fedi Nuril juga ada Laudya Cinthia Bella dan Raline Shah.
Agak seperti film ayat-ayat cinta di mana abang Fedi Nuril punya istri 2. Film Surga yang Tak Dirindukan juga mengisahkan Bang Fedi Nuril punya istri 2. Satu karena cinta, satu karena terpaksa demi menolong orang lain.
Saya sih setuju ama argumen Arini (Bella) yang menyatakan, kalau mau nolong kenapa juga mesti dinikahin? Iya, kan. Nolong sih nolong aja. Gak usah pake ada janji-janji nikah deh.
Takutnya nih, sekarang akibat nonton itu pilem banyak perempuan baper Indonesia yang nekad terjun dari lantai gedung tinggi demi ngarep ada yang bujuk-bujuk untuk jangan lompat dengan iming-iming dinikahin.
Oh itu gak mungkin yak? Palingan Cuma saya aja ya yang ujug-ujug pengen belagak bunuh diri supaya ada yang ngelamar.
Wuih.. sadar, Tan. Itu mah Cuma pilem. Pilem doang. Jangan ngarep ada sosok KW-an fedi Nuril yang bakalan baik hati nikahin orang yang mau bunuh diri.
Ada pernyataan yang saya suka dari Arini ketika marah-marah sambil nangis menghujat Meirose (Raline Shah)
“Kamu telah berhasil menghancurkan dongeng saya, untuk menghidupkan dongeng kamu.”
Pada kalimat itu saya takjub. Pertama, takjubnya saya melihat ada dua perempuan berparas cantik dalam satu scene. Mungkin kalau cowok yang nonton bakal bingung ngebela siapa. Arini atau Meirose.
Kedua, tetiba waktu terasa membeku. Otak saya berkejaran ke belakang. Memory saya menangkap suatu masa di mana ketika…
Dongeng milik saya hancur.
Seorang gadis dari keluarga sederhana. Berparas biasa. Berstatus sosial rata-rata dengan tingkat ekonomi standar. Ditemukan oleh keluarga terpandang. Dipinang oleh lelaki tampan, mapan dan matang. Didoakan agar menjadi sepasang dengan lelaki tampan. Menjadi perempuan beruntung ala ala Cinderella.
Seperti itu dongeng saya. Dongeng yang bukan saya khayalkan. Namun dongeng nyata yang tercipta tiba-tiba untuk saya.
Lalu…
Petaka muncul. Pinangan dibatalkan. Kegusaran hati menghancurkan doa dan harapan. Menjadi sepasang tinggal kenangan.
Dongeng saya dihancurkan oleh orang lain. Dengan sengaja.
Saya jadi berpikir. Apa memang mungkin dunia isinya begini. Dongeng milik kita akan menindih dongeng milik yang lain. Agar suatu dongeng milik kita berakhir bahagia kita harus menghancurkan dongen rekaan perempuan lain. Iyakah benar seperti itu?
Ingatan saya kembali ke beberapa tahun silam. Ketika dongeng saya belum tercipta. Kala itu saya diberikan kesempatan untuk memasuki dongeng indah yang seseorang ciptakan buat saya. Konsekuensinya ada dongeng perempuan lain yang hancur bila dongeng saya ingin tercipta.
Mungkin karena sang pangeran bukanlah pangeran impian. Maka dongeng itu saya abaikan. Tak tertarik rasanya menghacurkan dongeng milik orang lain hanya demi pangeran yang tak memikat hati.
Dengan demikian. Iyakah sebuah dongeng tercipta dengan menghancurkan dongeng orang lain?
Hidup sih memang begitu. Ada benang merah setiap kisah dari setiap manusia di dunia. Saya yakin itu. Keputusan A yang kita ambil bakal membuat hidup orang lain terjadi dengan cara berbeda. Keputusan orang lain juga akan berdampak pada jalan hidup kita. Karena kita terkait dengan benang merah takdir kehidupan.
Dongeng…
Mungkin ada perempuan beruntung yang dongengnya tercipta indah tanpa membuat dongeng perempuan lain hancur. Mungkin ada dongeng yang memang ditakdirkan sejati miliknya. Dan saya kebagian yang tidak. Dongeng saya hancur untuk menghidupkan dongeng perempuan lain. Mungkin.
Namun demikian. Dongeng perempuan tetaplah abadi. Tetap hidup selama perempuan tersebut bernafas. Abadi dalam setiap harapan dan doanya setiap memulai hari. Maka itu, saya juga ingin optimis. Kelak, dongeng saya akan tercipta. Dongeng yang sejati hanya untuk saya. Dongeng yang tidak akan dihancurkan atau malah menghancurkan dongeng milik orang lain. Dongeng yang hanya akan melengkapi dongeng kisah hidup sang pangeran agar membuat akhir yang bahagia.
Karena meski bukan putri berparas jelita, setiap perempuan mengkhayalkan dongeng cintanya yang indah, yang megah.