Membunuh

“Kamu menunggu dengan bodoh dan tanpa arti,” perempuan cantik berwajah oriental memberikan komentar di sela suapannya. Aku masih berkonsentrasi memisahkan kulit udang agar nasi goreng seafood yang kupesan ini dapat kukunyah dengan gampang.

“Lihat saja, sekarang dia sudah menikah. Apalagi yang kamu tunggu darinya? Harusnya sejak dahulu kamu katakan kalau kamu menyukainya dan berhenti berharap dia akan kembali padamu setelah begitu banyak cinta yang dia sebarkan di muka bumi ini.” Perempuan cantik berwajah oriental masih terus berbicara dengan cepat. Aku telah memisahkan kulit udang tersebut dan berpikir kenapa juga yang memasak nasi goreng seafood ini begitu malas membersihkan kulit udang, bukankah seharusnya nasi goreng seafood itu kulit udangnya sudah dibersihkan?

“Sekarang dia telah bahagia bersama istrinya. Aku bahkan mendengar istrinya telah hamil. Apa yang bisa kamu lakukan sekarang? Menyesal atau memintanya menjadikanmu sebagai istri kedua?” perempuan berwajah oriental ini masih saja terus berkata-kata dengan nada cepat. Aku sudah menyuap beberapa sendok  nasi gorengku. Siang ini aku telah salah memilih menu makan siang. Harusnya tadi aku memesan gurame bakar saja.

“Hei… kamu mendengarku tidak?”

“Dengar. Tentu saja.”

“Jadi, sekarang apa yang akan kamu lakukan.”

“Aku tetap menunggunya.”

“Hah? Kamu gila?’

“Sedikit.”

“Sampai kapan kamu mau menunggunya? Sampai dia impoten dan kulitmu keriput?”

“Sampai istrinya meninggalkan dunia ini.”

Perempuan berwajah oriental yang sedari tadi berbicara di hadapanku kini tertawa. Nasi goreng seafoodku telah habis. Aku meminum habis lemon tea pesananku. Pamit pada perempuan di hadapanku dan segera berlalu dari situ. Bukan karena aku tak sanggup mendengar segala ocehannya, hanya saja aku ada janji. Seusai makan siang seorang pasien akan berkonsultasi padaku untuk memeriksa kandungannya.

Pasien tersebut adalah seorang perempuan yang sebenarnya bukan tengah menghitung kapan hari melahirkan bayinya, melainkan menghitung kapan hari kematiannya. Perempuan yang menjadi istri dari lelaki yang telah kutunggu selama kurun waktu tahunan untuk melamarku.

scared-after-dark-26653880-1280-800

2 thoughts on “Membunuh

Leave a reply to Diffa Imajid Cancel reply