Ciptakanlah Kesempatan

Apa efek samping dari keracunan karbon monoksida? Tiba-tiba dijemput di Luengputu oleh Ibu saya untuk dibawa pulang ke rumah. Lalu mendekam lemas di rumah gak bisa ke mana-mana. Selagi nunggu kondisi badan fit atau malah terus melemah hingga diwacanakan akan opname, saya menghabiskan waktu menonton televisi. Suatu hal yang langka saya lakukan. Nonton televisi itu langka, nonton televisi selagi di Banda Aceh? Wah.. emang pernah kah?

Dengan kondisi langka inilah saya menemukan suatu tontonan menarik di layar kaca. Sebuah film dengan judul Hitch. Karena saya menontonnya di setengah bagian akhir dan merasa film ini seru dan layak ditonton ulang saya memutuskan untuk mendownloadnya saja. Lumayan, selagi di rumah ada wifi. Eh lalu adik saya mengatakan kalau film barusan itu bisa saya tonton ulang di TV tanpa perlu mendownloadnya?

Abaikan mulut saya yang menganga lebar. Baru tau kalau TV Ibu saya bisa secanggih itu. Oke. Bukan TV-nya yang canggih tapi layanan TV berbayar yang disewa Ibu saya yang canggih. Selama ini sungguh saya gak menyadari keluarbiasaan ini akibat saya gak pernah keracunan karbon monoksida. Eh bukan, gak pernah nonton TV ding.

 

Sebenarnya saya mau mengisahkan sedikit gambaran soal film yang baru saya nonton.

Sebuah film yang dimainkan oleh Will Smith yang berperan sebagai Alex Hitchens yang berprofesi sebagai Dokter Cinta. Job desk-nya adalah membantu pria-pria yang tidak memunyai kesempatan mendekati wanita pujaan hati mereka agar dapat berkencan dan menjalin hubungan. Pria yang dibantunya dibatasi hanya para pria yang hanya benar-benar mencintai perempuan yang selama ini diincar. Bukan para pria yang mengincar demi rasa penasaran lalu mencampakkan.

 

Hal yang membuat saya tertarik di sini adalah betapa benarnya Alex. Bahwa memang sebenarnya banyak pria di dunia ini tak berani mendekati wanita pujaannya karena merasa wanita pujaannya berada di kelas yang berbeda dengannya. Menganggap wanita cantik, kaya dan cerdas tak layak untuk dirinya dan berakhir hanya dengan mencintai dalam diam, mengamati dengan kelam, hingga akhirnya larut dalam penyesalan ketika wanita itu jatuh ke cinta lelaki yang salah.

Menurut saya, tak ada aturan siapa berhak mencintai siapa di dunia ini. Asal tulus, lelaki manapun bisa mencintai wanita seluarbiasa apapun. Namun kenyataan malu dan minder jadi ego yang lebih dipegang lelaki ketimbang menunculkan suatu keajaiban menciptakan momen yang membuat impian menjadi nyata.

Alex, bertugas menciptkan moment tersebut. Moment tidak sengaja yang sengaja dibuat agar si pria dapat dekat dengan wanita yang dikaguminya.

Pria sebenarnya gak bisa hanya mengagumi dalam diam dan akhirnya merelakan wanita impian ke pria lain. Pria haruslah menciptakan kesempatan bila memang kesempatan itu tidak tercipta alami. Kesempatan untuk menarik perhatian wanita.

Karena apa?

Karena tidak semua perempuan, atau tidak.

Mmmm… Begini. Perempuan pada dasarnya menyadari kalau dia tidak akan berakhir dengan lelaki super sempurna dengan tampan, kekayaan, matang, pribadi yang bagus, baik hati dan segala titel kesempurnaan dalam satu wujud lelaki. Perempuan sadar, seperti tidak semua lipstik murah akan berakhir jelek di bibir mereka, begitu juga dengan lelaki, tidak semua lelaki yang tidak memunyai segala kesempurnaan akan berakhir jelek di pelaminan bersama mereka.

Karena kami* para perempuan sadar. Tidak ada lelaki sempurna dalam satu paket di dunia ini. Maka itu, meskipun setangguh dan sekeras apapun kami, sehebat dan secerdas apapun kami, kami hanya tengah menanti. Ada seseorang lelaki berani yang mencoba menciptakan kesempatan untuk memulai hubungan. Lelaki yang sebenarnya tulus. Lelaki yang mungkin tidak kaya, mungkin tidak tampan, mungkin tidak gagah, namun lelaki berani yang membuat kami tersenyum, merasa nyaman hingga kami berkata: he is the right.

 

*iya deh. Saya deh saya. Bukan kami. Saya deh.

 

Karena saya tahu sekali bagaimana hati saya mencelos kecewa ketika tahu bagaimana seorang lelaki yang saya kagumi dan saya yakini pantas menjadi imam saya beranjak mundur. Hanya karena ia merasa penghasilan bulanannya kalah jauh dibandingkan penghasilan bulanan saya.

Oke. Mungkin saya tidak perlu kecewa. Mungkin ia memang tidak pantas menjadi imam saya. Imam macam apa yang pengecut bukan?

Jadi para lelaki yang membaca blog ini entah karena kamu memang pembaca tetap Kura-kura Hitam atau hanya selingan saja, pahamilah dua hal:

  1. Bahwa tidak semua perempuan itu mengharapkan kekayaan atau ketampanan. Namun yang mereka inginkan hanyalah keberanian dan ketulusan. Maka, ciptakanlah kesempatan.
  2. Nonton aja filmnya mungkin kamu akan sadar. Judulnya Hitch. Pemerannya Will Smith dengan Eva Mendez sebagai lawan mainnya. Maka, belajarlah menciptakan kesempatan.