Lanjutkan Tidur

Saya bertanya-tanya, siapa sih di dunia ini yang disiplin banget hingga ketika tiba bunyi alarm maka ia langsung bangun dan siap menyongsong hari. Saya sih, pasti akan menekan tombol ‘snooze’ dulu sebelum siap ikhlas bangkit dari tempat tidur. Malahan, saya ini sengaja banget membuat alarm lebih cepet 15 menit dari seharusnya, hingga saya punya waktu 15 menit untuk antara sadar dan tidak sadar selama kurun waktu itu untuk menekan tombol snooze beberapa kali. Biasanya saya setel bunyi alarm tiap 5 menit setelah waktunya.

Menyoal soal alarm dan begitu banyak sindiran tentang ‘menunda alarm’ saya tetiba teringat dengan masa kecil saya dulu. Lebih spesifiknya dengan jam weker.

index

Semasa SD hingga SMP saya sering menerima jam weker sebagai hadiah ulang tahun saya. Bentuknya ragam rupa. Saya punya banyak.

Jaman dulu (okay, saya tua) untuk bangun saya menggunakan weker. Saya setel sesuai kebutuhan lalu letakkan di meja yang jauh dari telinga karena bunyi tik tuk tik tuk perputaran jarum detiknya mengganggu bila malam telah senyap. Lalu… saat tiba waktunya dering weker membangunkan maka itu adalah saat-saat paling menjengkelkan. Bunyinya gak enak banget. Menganggu hingga ke penjuru rumah. Dan tidak akan mati bunyinya sebelum si empunya mematikannya. Untuk mematikannya harus bangkit dari tempat tidur dengan rasa kesal. Dan…. Jadilah mau gak mau memang harus bangun pada waktu yang telah ditetapkan. Dulu begitu. Dulu seusaha itu.

Sekarang… alarm bunyi. Snooze… lanjutkan tidur.

images